utusan malaysia terkini
Pemerintah Syria mengaku Telah Bebaskan 11 Ribu Tahanan
indah.com
Pemerintah Syria mengaku Telah Bebaskan 11 Ribu Tahanan
Gambar hiasan
Damaskus - Pihak berkuasa Syria mengaku telah membebaskan sekitar 11 ribu tahanan. Hal ini, menurut Syria, semenjak Presiden Bashar al-Assad mengumumkan amnesti besar-besaran pada Jun lalu.
"Sebanyak 11 ribu orang telah mendapatkan amnesti dan telah dibebaskan dari penjara," tutur Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah, Ali Haidar seperti dilansir AFP, Rabu (12/11/2014)
Haidar merujuk pada amnesti yang diumumkan Assad sekitar seminggu setelah dirinya secara kontroversial terpilih kembali menjadi Presiden Syria pada Jun lalu.
Menurut Haidar, jumlah tahanan yang dibebaskan mengalami peningkatan secara bertahap kerana Kementerian Kehakiman, yang bertanggungjawab menerapkan instruksi presiden, melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap dokumen para tahanan.
Pemerintah Syria menyebut pemberian amnesti ini sebagai yang terbesar semenjak negara ini dilanda konflik berkepanjangan pada tahun 2011 lalu. Ini juga merupakan yang pertama kalinya Syria memasukkan tahanan yang dituduh melanggar hukum antiterorisme yang kontroversial, yang pada praktiknya telah menahan ribuan orang ke dalam penjara.
Pengakuan pemerintah Syria ini dipersoalkan oleh organisasi pemantau HAM setempat, termasuk Syrian Observatory for Human Rights. Menurut mereka, jumlah tahanan yang dibebaskan hanya mencapai 7 ribu orang saja.
"Antara 70 ribu dan 80 ribu tahanan seharusnya mendapat amnesti, dan hanya sekitar 10 peratus dari jumlah tersebut yang telah dibebaskan," ujar Direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Kemudian juga sejumlah nama aktivis terkenal, wartawan dan peguam HAM, termasuk Khalil Maatuq dan Mazen Darwish ternyata masih tetap berada di balik jeriji besi. Peguam HAM, Anwar al-Bunni menuturkan kepada AFP bahawa mereka yang dibebaskan bukanlah tahanan politik, namun hanya pelaku jenayah yang seharusnya tidak berhak mendapat amnesti.
Terlepas dari itu, Syrian Observatory juga menyebut ada sekitar 200 ribu orang yang masih ditahan pihak berkuasa Syria hingga kini. Menanggapi laporan tersebut, Haidar menyebutnya berlebihan.
"Mereka tidak memiliki dokumen. Kami telah meminta kepada mereka berulang kali untuk memberikan nama-namanya agar boleh bekerja sama untuk menyelesaikan masalahnya," tambahnya.
"Sebanyak 11 ribu orang telah mendapatkan amnesti dan telah dibebaskan dari penjara," tutur Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah, Ali Haidar seperti dilansir AFP, Rabu (12/11/2014)
Haidar merujuk pada amnesti yang diumumkan Assad sekitar seminggu setelah dirinya secara kontroversial terpilih kembali menjadi Presiden Syria pada Jun lalu.
Menurut Haidar, jumlah tahanan yang dibebaskan mengalami peningkatan secara bertahap kerana Kementerian Kehakiman, yang bertanggungjawab menerapkan instruksi presiden, melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap dokumen para tahanan.
Pemerintah Syria menyebut pemberian amnesti ini sebagai yang terbesar semenjak negara ini dilanda konflik berkepanjangan pada tahun 2011 lalu. Ini juga merupakan yang pertama kalinya Syria memasukkan tahanan yang dituduh melanggar hukum antiterorisme yang kontroversial, yang pada praktiknya telah menahan ribuan orang ke dalam penjara.
Pengakuan pemerintah Syria ini dipersoalkan oleh organisasi pemantau HAM setempat, termasuk Syrian Observatory for Human Rights. Menurut mereka, jumlah tahanan yang dibebaskan hanya mencapai 7 ribu orang saja.
"Antara 70 ribu dan 80 ribu tahanan seharusnya mendapat amnesti, dan hanya sekitar 10 peratus dari jumlah tersebut yang telah dibebaskan," ujar Direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Kemudian juga sejumlah nama aktivis terkenal, wartawan dan peguam HAM, termasuk Khalil Maatuq dan Mazen Darwish ternyata masih tetap berada di balik jeriji besi. Peguam HAM, Anwar al-Bunni menuturkan kepada AFP bahawa mereka yang dibebaskan bukanlah tahanan politik, namun hanya pelaku jenayah yang seharusnya tidak berhak mendapat amnesti.
Terlepas dari itu, Syrian Observatory juga menyebut ada sekitar 200 ribu orang yang masih ditahan pihak berkuasa Syria hingga kini. Menanggapi laporan tersebut, Haidar menyebutnya berlebihan.
"Mereka tidak memiliki dokumen. Kami telah meminta kepada mereka berulang kali untuk memberikan nama-namanya agar boleh bekerja sama untuk menyelesaikan masalahnya," tambahnya.
sumber: detikNews
No comments:
Post a Comment