Thursday, November 13, 2014

Kisah seorang lelaki selamat dari terkaman harimau


utusan malaysia terkini

Kisah seorang lelaki selamat dari terkaman harimau


indah.com

Kisah seorang lelaki selamat dari terkaman harimau

13 November 2014
 
BBC Lima ratus harimau Bengal hidup di hutan bakau perbatasan India dan Bangladesh

KOMPAS.com  Tak kurang dari 500 harimau Bengal hidup di hutan bakau yang terletak di perbatasan India dan Banglades. Setiap tahun harimau-harimau itu menyerang puluhan orang dan hanya segelintir yang bertahan untuk menceritakan kisahnya.

Bagi warga Sundarbans, yang hidup di delta sungai besar di pantai utara Teluk Benggala, tiada hewan yang lebih menakutkan dibanding harimau.

Bahkan menyebut kata harimau pun penduduk desa boleh panik.

Jurnalis BBC, Candida Beveridge, bertanya kepada seorang nelayan setempat soal harimau. Begitu mendengar kata "harimau", dia segera mengemasi ketam-ketam dan pergi tanpa sepatah kata pun.

"Jika anda berbicara tentang harimau, maka hewan itu akan datang," kata tukang perahu yang membawa Beveridge. "Itulah sebabnya."

Hampir semua orang di kawasan itu pernah terpapar oleh serangan harimau dengan berbagai cara.

Air mata

Antara tahun 2006 dan 2008 beberapa orang telah meninggal di Joymoni, sebuah desa kecil di tepi Sungai Pasyhur, yang berbatasan dengan hutan.

Dalam salah satu serangan, harimau menerobos dinding bambu sebuah gubuk di tengah malam dan menyambar seorang perempuan berusia 83 tahun.

Anaknya, Krisnopodo Mondol, yang berusia 60-an tahun, mendengar jeritannya.

"Saya membuka pintu dan berlari ke tempat tidur ibu saya, tapi ibu saya tidak ada," katanya.

"Yang saya lihat hanya tempat tidur yang kosong. Saya tidak boleh menemukannya di mana pun. Saya membuka pintu ke beranda dan di bawah sinar bulan saya melihat ibu saya. Dia terluka parah terbaring di tanah, bajunya berserakan di sekelilingnya."

Air mata mengalir di wajah Krisnopodo. Pada satu titik dia begitu diliputi kesedihan, dia tidak dapat bicara.

Dia mengambil foto ibunya dari dinding dan memandanginya dengan rasa tidak percaya. Dia lalu melanjutkan.

"Harimau itu menyerang ibu saya di sisi kiri kepalanya. Tengkoraknya rosak. Dia masih bernafas, tetapi tak sedarkan diri." Tak lama kemudian dia meninggal.

"Di atas tempat tidur, saya masih ingat ibu saya pada malam itu," kata Krisnopodo. "Ketika saya ingat kejadian itu, saya tidak dapat menahan air mata saya. Saya masih dapat mendengar teriakan sedih."

Agresif

Penyebab mengapa harimau di Sundarbans begitu agresif menyerang orang belum diketahui secara pasti. Beberapa pakar percaya tingkat kemasinan pada air di kawasan itu sebagai pemicu.

Namun, penyebab paling mungkin ialah hancurnya habitat alami harimau.

Dengan sejuta manusia tinggal di sekitar hutan mangrove, kelangkaan makanan menjadi masalah baik bagi manusia maupun harimau.

Penyerangan satu sama lain pun tinggal masalah waktu.
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: BBC Indonesia






No comments:

Post a Comment