utusan malaysia terkini
Pemerintah kota Canberra Ajak Warga Tidur di Luar untuk Rasakan Derita Tunawisma
indah.com
Pemerintah kota Canberra Ajak Warga Tidur di Luar untuk Rasakan Derita Tunawisma
17 November 2014
Ratusan warga kota Canberra, Australia mengikuti acara 'sleepout' untuk ikut merasakan penderitaan para tunawisma di kota itu.
Sesuai namanya, 'Sleepout', para warga diajak untuk merasakan tidur di luar ruangan, dengan hanya beratapkan langit. Acara yang diadakan pada Jumaat (14/11/2014) itu dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian terhadap para tunawisma atau mereka yang tidak punya rumah.
Lebih dari 700 warga ikut dalam acara tahun ini, dengan membawa tikar dan sleeping bag mereka memenuhi lapangan Australian Institute of Sport, yang biasanya digunakan untuk berolahraga.
Tepat pada pukul 22.00, lampu yang menerangi lapangan tersebut dimatikan agar mereka yang terbiasa tidur lebih awal boleh beristirahat.
"Tahun lalu, beberapa orang ada yang masih bercakap-cakap atau berkumpul hingga tengah malam. Banyak hal yang menyenangkan dan aktiviti yang boleh diikuti hingga malam hari," ujar Lynne Harwood, CEO dari Communities at Work, penganjur acara tersebut.
"Warga boleh bergabung dengan berbagai cara. Mereka boleh bergabung dan ikut tidur di luar, atau menyumbang wang, atau memberikan dana bagi mereka yang ikut tidur di luar," tambahnya.
Frank Brassil, presiden dari yayasan St Vincent De. Paul's Society mengatakan jumlah tunawisma di ibu kota Canberra telah menjadi masalah yang terus meningkat.
"Mungkin ada sekitar 1,500 orang yang tidur di luar setiap harinya dan mereka adalah tunawisma, atau terancam jadi tunawisma," jelasnya.
Tunawisma di ibu kota Australia ini boleh juga muncul dalam beberapa jenis, seperti misalnya ikut menumpang tidur di rumah orang lain, tinggal di kereta, atau di tempat tinggal sementara.
"Jika ada yang tidak memiliki bumbung yang selamat, atau tempat untuk ditinggali, tempat yang membuat selamat, maka boleh dikategorikan sebagai tunawisma. Jumlah tunawisma di Canberra cukup signifikan," kata Brassil.
Melalui acara ini, Harwood berharap menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk merefleksikan diri dengan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tunawisma.
"Acara ini benar-benar untuk menyeimbangkan antara bersenang-senang dan menyampaikan pesan soal malangnya nasib para tunawisma," kata Harwood.
Sangatlah sukar untuk menjadi kaum yang miskin di ibu kota Canberra terutama di musim dingin, selain itu biaya hidup yang sangat tinggi, termasuk untuk menyewa tempat tinggal, apalagi untuk membeli rumah.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber | : ABC Australia/ KOMPAS.com |
No comments:
Post a Comment