Thursday, June 5, 2014

Wanita ditembak mati kerana melawan ketika hendak diperkosa


utusan malaysia terkini

Wanita ditembak mati kerana melawan ketika hendak diperkosa


indah.com

Wanita ditembak mati kerana melawan ketika hendak diperkosa

 5/6/14 
Melawan saat hendak diperkosa, wanita India tewas ditembak
gambar hiasan
 Polis  India kelmarin mengatakan kelompok pemberontak telah menembak seorang wanita berusia 35 tahun di bahagian timur laut negara itu hingga mati, setelah dia menolak usaha perkosaan dilakukan para lelaki itu. Ini menjadi insiden terbaru dalam serangkaian serangan seks yang mengejutkan di Negera Sungai Gangga itu. 
 
Polis  mengatakan ibu dari empat anak itu sedang berada di rumah di sebuah desa terpencil di Negara   Meghalaya, ketika sekelompok militan dari Tentera Pembebasan Nasional Garo menerobos masuk rumahnya pada Selasa malam waktu setempat, seperti dilapor Emirates247, Khamis (5/6).
Polis  menjelaskan para pemberontak mengunci suami mangsa dan anaknya di dalam sebuah kamar sebelum mencuba memperkosa dia.

"Wanita itu ditembak oleh pemberontak Tentera Pembebasan Nasional Garo setelah mangsa menolak usaha mereka untuk menganiaya dan memperkosanya," kata ketua polis  setempat, Lakardor Syiem.
Dia menyatakan para pemberontak bersenjatakan senapang otomatik.
Tentera Pembebasan Nasional Garo adalah salah satu dari lima kelompok pemberontak suku yang berjuang untuk memisahkan "Tanah Garo" dari Meghalaya.

Insiden itu terjadi di tengah kemarahan terhadap pemerkosaan dan pembunuhan terhadap dua gadis remaja di Negara   Uttar Pradesh pada minggu lalu.
Kedua gadis remaja itu, yang berasal dari komuniti  Dalit, kaum terendah dalam kasta di India, digantung di sebatang pohon di daerah Badaun, di mana dari hasil ujian menunjukkan mereka telah diserang secara seksual berkali-kali.
PBB dua hari lalu mengutuk serangan terhadap kedua gadis itu, di mana Setiausaha Agong PBB, Ban Ki-moon mengatakan dia "terkejut" dengan insiden pembunuhan di Uttar Pradesh itu.

Pemimpin Parti Samajwadi, Mulayam Singh Yadav, di mana puteranya Akhilesh merupakan menteri besar Uttar Pradesh, mengatakan dalam kempen pilihanraya pada April lalu dirinya menentang hukuman mati baru-baru ini diperkenalkan bagi pelaku pemerkosa, dan mengatakan "anak laki-laki terkadang melakukan kesalahan".

Meenakshi Ganguly, Pengarah Asia Selatan untuk Human Rights Watch, meminta perdana menteri baru India, Narendra Modi, untuk mengatasi "momok" kekerasan terhadap perempuan.
"Dia (Modi) harus mengambil inisiatif untuk menekan polis  dan sistem keadilan   hukuman  untuk lebih responsif terhadap kes-kes kekerasan seksual," kata Ganguly.

Modi sendiri belum membuat komentar berhubung masalah itu meskipun menteri untukwanita  dan perkembangan anak telah mengumumkan rancangan mendirikan pusat krisis perkosaan di seantero India.






No comments:

Post a Comment