Thursday, September 11, 2014

Buat kicauan di Twitter pro-Palestin , profesor dipecat


utusan malaysia terkini

Buat kicauan di Twitter pro-Palestin , profesor dipecat


indah.com

Buat kicauan di Twitter pro-Palestin , profesor dipecat

11/9/14
Bikin kicauan pro-Palestina, profesor di Amerika dipecat
Steven Salaita. timesofisrael.com
 Seorang Profesor yang kehilangan pekerjaan yang dijanjikan kepadanya setelah mengunggah kicauan di Twitter mengenai perang tujuh minggu antara Palestin dan Israel, dua hari lalu menuntut agar Universiti Illinois di Urbana-Champaign (UIUC)  mengambilnya bekerja semula. Dia mengutip kebebasan berbicara dan kebebasan akademik sebagai alasan tuntutannya.

Namun pihak universiti mengatakan tetap kokoh dengan keputusannya untuk membatalkan tawaran kepada Steven Salaita terkait kicauan pro-Palestin  dan anti-Israel, yang menurut pihak universiti tidak sopan, seperti dilansir laman berita Reuters, Rabu (10/9).

Pemberhentian Salaita yang dilakukan pada Ogos lalu atau dua minggu sebelum dia mulai bekerja, telah memicu perdebatan dan protes di UIUC serta kampus lainnya atas kebebasan akademik dan politik.

Salaita rutin berkicau selama perang, termasuk pesannya pada 1 Ogos lalu yang berbunyi, "Para pendukung #Israel harus dipaksa untuk melihat foto-foto senyuman anak-anak yang terbunuh secara berulang kali. #Gaza."

Salaita yang lahir di Amerika Syarikat dari orang tua warganegara Jordan dan Palestin telah menulis beberapa buku dan mengajar di Virginia Tech sebelum menerima tawaran sebagai pengajar tetap di UIUC.

Dua hari lalu, sejumlah mahasiswa UIUC ponteng kuliah untuk mendengar komentar publik pertama Salaita sejak universiti membatalkan tawarannya buat mengajar di Jabatan Kajian Amerika- Indian UIUC.

"Universiti harusnya menjadi wadah orang-orang yang berfikir kritis, harus memicu kreativiti dan pada saat terbaik menentang pandangan politik, ekonomi, dan sosial ortodok," kata Salaita ketika berbicara dengan profesor-profesor di UIUC yang membelanya.

Dia membela kicauan-kicauan di Twitternya dengan mengatakan bahawa pesan disampaikannya itu penuh kasih sayang dan tanpa sensor, yang mencerminkan keperihatinannya terhadap kematian dari warga Palestin . Salaita menuduh pihak universiti membatalkan tawarannya atas dasar tekanan dari para  penaja kaya yang tidak menyukai pandangan pro-Palestin  dari dirinya.

Juru cakap UIUC Robin Kaler tidak menjawab pertanyaan Reuters terkait tuduhan Salaita tentang adanya tekanan politik. Dia hanya mengatakan UIUC akan tetap tidak mempekerjakan Salaita.

Perwakilan UIUC, Phyllis Wise, juga memberikan pernyataan pada 22 Ogos lalu bahawa keputusan universiti bukan berdasarkan pada pandangan Salaita mengenai konflik di Timur Tengah melainkan tentang kata-katanya yang tidak sopan.

Namun Salaita berkata bahawa dia bukan seorang anti-Semitisme.
sumber:merdeka.com






No comments:

Post a Comment