Wednesday, September 24, 2014

Joshua Wong Lelaki Paling Ditakuti Pemerintah Tiongkok


utusan malaysia terkini

Joshua Wong Lelaki Paling Ditakuti Pemerintah Tiongkok


indah.com

Joshua Wong Lelaki Paling Ditakuti Pemerintah Tiongkok

Rabu, 24 September 2014
Joshua Wong Pria Paling Ditakuti Pemerintah Tiongkok
CNN
Joshua Wong (17), merupakan aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang paling ditakuti oleh pemerintah Tiongkok.

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Jangan tertipu dengan penampilan fisikalnya. Meski badannya terlihat kurus, dan memiliki wajah seperti kutu buku, Joshua Wong (17), merupakan aktivis pro-demokrasi Hongkong yang paling ditakuti oleh pemerintah Tiongkok.

Selama dua tahun terakhir, pelajar ini telah membangun gerakan pemuda pro-demokrasi di Hong Kong dengan membuat kempen peristiwa berdarah di lapangan Tiananmen, Tiongkok, 25 tahun lalu dengan tujuan menyulut gelombang pembangkangan awam di kalangan mahasiswa Hongkong.
Dengan demikian dia berharap pemerintah Tiongkok mendapatkan tekanan sehingga memberikan Hongkong hak pilih universal.

Dikutip dari CNN, Rabu (24/9/2014), gerakan Wong dibangun di tahun-tahun penuh kekecewaan bagi masyarakat Hongkong. Ketika negara bekas koloni British itu dikembalikan ke pemerintahan Tiongkok di tahun 1997, kedua negara sepakat akan memberikan Hongkong 'otonomi tingkat tinggi' termasuk memilih pemimpin mereka secara demokrasi.

Namun hingga 17 tahun kemudian, janji itu tak juga dipenuhi. Proposal terbaru yang diajukan oleh Pemerintah Tiongkok adalah bahawa pihaknya akan mengakui pemimpin terpilih Hongkong jika telah mengantongi restu mereka.
Wong memerangi proposal pemerintah Tiongkok itu, dan tak sabar untuk memenangkannya.

"Saya tidak berfikir pertempuran kami akan menjadi sangat panjang, jika anda memiliki mentaliti bahawa perjuangan untuk sebuah demokrasi adalah panjang, berlarut-larut dan harus melalui langkah-langkah bertahap. Maka anda tidak akan pernah mendapatkannya," ujarnya.
"Anda harus melihat setiap pertempuran adalah pertempuran terakhir, dan anda harus memiliki tekat kuat untuk melawan," serunya.

Jejak pemberontakan Wong terhadap pemerintah Tiongkok dapat dilacak sejak dia berusia 15 tahun. Kala itu Wong muda, menyatakan menolak materi patriotik, pro-Komunis "Nasional dan Pendidikan Moral" ke sekolah-sekolah umum di Hongkong.

Dengan bantuan dari beberapa teman, Wong membentuk kelompok aktivis mahasiswa yang disebut scholarism. Gerakan ini membengkak melampaui mimpi-mimpinya yang paling liar: Pada bulan September 2012, scholarism berhasil mengumpulkan 120,000 demonstran--termasuk 13 sukarelawan aksi mogok lapar  untuk menduduki markas pemerintah Hongkong, memaksa para pemimpin menarik kurikulum yang diusulkan.
Ketika itulah Wong menyedari bahawa pemuda Hongkong memegang kekuasaan yang signifikan.

"Lima tahun yang lalu, ketika itu tak terbayangkan bahawa siswa Hongkong akan peduli tentang politik sama sekali," katanya. "Tapi ada kebangkitan ketika isu pendidikan nasional terjadi. Kita semua mulai peduli tentang politik."
Ia pun membeberkan, Hong Kong dibawah kependudukan Tiongkok, tidak memiliki kebebasan sama sekali. Ia mencontohkan bagaimana surat khabar di Hongkong, lebih banyak memuat artikel yang memuat kepentingan Pemerintah Tiongkok.
Itu sebabnya Wong menetapkan sasaran agar Hongkong dapat memiliki hak pilih universal. Gerakannya kini memiliki anggota sebanyak 300 orang siswa.

Pada bulan Jun , scholarism menyusun merancang untuk mereformasi sistem pilihanraya Hongkong, dimana memenangkan dukungan dari hampir sepertiga dari pemilih. Dukungan itu didapatkannya berdasarkan referendum tak resmi yang digagas pihaknya.

Minggu ini Wong memimpin kelompoknya mengadakan aksi meninggalkan ruang kelas, untuk mengirim pesan pro-demokrasi ke Beijing.

Aksi mereka mendapatkan dukungan luas, administrator perguruan tinggi telah berjanji memberikan keringanan hukuman pada siswa yang membolos, dan kesatuan guru terbesar di Hongkong mengedarkan petisi yang menyatakan "jangan biarkan mereka berdiri seorang diri', dimana merujuk kepada kelompok Wong.

Reaksi Pemerintah Tiongkok dapat ditebak, mereka mencap scholarism sebagai kelompok "ekstrimis". Wong juga mendapatkan popularitinya di antara para pegawai keselamatan   Pemerintah Tiongkok, dimana ia dianggap sebagai ancaman internal stabiliti pemerintahan Parti Komunis.

Namun Wong menyatakan tidak akan mundur.
"Masyarakat tidak perlu takut dengan pemerintah mereka, tetapi pemerintah harus takut kepada rakyat mereka," katanya. (cnn)






No comments:

Post a Comment