utusan malaysia terkini
Seorang Penjaga Bilik Mayat Mengaku Telah Perkosa 100 Mayat Wanita
indah.com
Seorang Penjaga Bilik Mayat Mengaku Telah Perkosa 100 Mayat Wanita
19/8/14
Kenneth Douglas (kanan),
WASHINGTON DC, Seorang penjaga bilik mayat di kota Hamilton, Ohio, AS, mengaku pernah bersetubuh dengan paling sedikitnya 100 mayat perempuan dalam jangka waktu 1976-1992 ketika mendapat giliran kerja malam.
"Saya naik ke atas mayat-mayat itu lalu melakukan hubungan seks dengan mereka," kata Kenneth Hamilton dalam perbicaraan di sebuah mahkamah rayuan AS.
Meski mengakui perbuatan amoralnya, Kenneth mengatakan bahawa dia melakukan perbuatan itu di bawah pengaruh minuman keras. "Jika saya tidak minum atau tidak minum ketika bekerja, maka semua itu tidak akan terjadi," kata Kenneth.
Isteri Kenneth, Pat, yang juga tampil dalam video sebagai saksi itu, mengatakan bahawa dia sudah mencurigai suaminya melakukan hubungan seksual pada jam kerja ketika menjemputnya. Pat lalu berusaha menghubungi staf di Hamilton County terkait perilaku suaminya. Namun, laporan Pat itu diabaikan.
Pemerintah Hamilton County, menurut Al Gerhardstein, kuasa hukum salah satu keluarga korban Kenneth, telah mengabaikan satu peringatan.
"Pemerintah setempat mendapatkan banyak peringatan bahawa Kenneth Douglas bekerja di bawah pengaruh alkohol dan dadah. Jika dia diberhentikan, maka peristiwa ini tak mungkin terjadi," ujar Gerhardstein.
Kes pemerkosaan jenazah ini terungkap setelah Kenneth Douglas pada tahun 2008 dihukum dengan hukuman penjara selama tiga tahun setelah berdasarkan pemeriksaan DNA memastikan bahawa spermanya berada di dalam jasad Karen Range (19).
Kenneth diketahui sering melakukan hal ini setelah pelaku pembunuh Range, David Steffen, mengaku bahawa dia membunuh gadis itu, tetapi tidak memperkosanya.
Pada 2012, Kenneth mengaku bersalah telah melakukan hubungan seksual dengan Chalene Appling (23), setelah perempuan itu mati dicekik ketika hamil enam bulan. Kenneth juga mengaku menyetubuhi jasad perempuan lainnya, April Hicks.
Akibat kejahatannya itu, Kenneth kembali dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun. Kes ini kembali muncul setelah keluarga korban menggugat pemerintah Hamilton County kerana dianggap lalai dan membiarkan perbuatan amoral Kenneth Douglas terus berlangsung.
"Saya naik ke atas mayat-mayat itu lalu melakukan hubungan seks dengan mereka," kata Kenneth Hamilton dalam perbicaraan di sebuah mahkamah rayuan AS.
Meski mengakui perbuatan amoralnya, Kenneth mengatakan bahawa dia melakukan perbuatan itu di bawah pengaruh minuman keras. "Jika saya tidak minum atau tidak minum ketika bekerja, maka semua itu tidak akan terjadi," kata Kenneth.
Isteri Kenneth, Pat, yang juga tampil dalam video sebagai saksi itu, mengatakan bahawa dia sudah mencurigai suaminya melakukan hubungan seksual pada jam kerja ketika menjemputnya. Pat lalu berusaha menghubungi staf di Hamilton County terkait perilaku suaminya. Namun, laporan Pat itu diabaikan.
Pemerintah Hamilton County, menurut Al Gerhardstein, kuasa hukum salah satu keluarga korban Kenneth, telah mengabaikan satu peringatan.
"Pemerintah setempat mendapatkan banyak peringatan bahawa Kenneth Douglas bekerja di bawah pengaruh alkohol dan dadah. Jika dia diberhentikan, maka peristiwa ini tak mungkin terjadi," ujar Gerhardstein.
Kes pemerkosaan jenazah ini terungkap setelah Kenneth Douglas pada tahun 2008 dihukum dengan hukuman penjara selama tiga tahun setelah berdasarkan pemeriksaan DNA memastikan bahawa spermanya berada di dalam jasad Karen Range (19).
Kenneth diketahui sering melakukan hal ini setelah pelaku pembunuh Range, David Steffen, mengaku bahawa dia membunuh gadis itu, tetapi tidak memperkosanya.
Pada 2012, Kenneth mengaku bersalah telah melakukan hubungan seksual dengan Chalene Appling (23), setelah perempuan itu mati dicekik ketika hamil enam bulan. Kenneth juga mengaku menyetubuhi jasad perempuan lainnya, April Hicks.
Akibat kejahatannya itu, Kenneth kembali dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun. Kes ini kembali muncul setelah keluarga korban menggugat pemerintah Hamilton County kerana dianggap lalai dan membiarkan perbuatan amoral Kenneth Douglas terus berlangsung.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber | : news.com.au / KOMPAS.com |
No comments:
Post a Comment