utusan malaysia terkini
Kisah wanita Hindu Pakistan dipaksa peluk Islam
indah.com
Kisah wanita Hindu Pakistan dipaksa peluk Islam
20/8/14
Sekitar dua bulan lalu seorang pengusaha muslim bernama Jameel Solangi di Pakistan mendekati Dharmo Sochi dan mengacukan muncung pistol di kepalanya. Solangi meminta Sochi mau menyerahkan puterinya yang beragama Hindu untuk menikah dengan dia.
Bukan itu saja, Solangi juga mengancam akan menculik dan membunuh puterinya itu jika keinginannya tidak dipenuhi.
Madhuri, remaja 16 tahun puteri Sochi, sebelumnya pernah mendapat pelecehan oleh Solangi tapi dia terlalu trauma untuk menceritakan hal itu kepada keluarganya. Demikian penuturan bibinya, Sri Devi.
"Dharmo menantang dia untuk menembaknya," kata Sri Devi, seperti dilansir stesyen televisyen Aljazeera, Isnin (18/8). "Dia menganggap lebih baik mati dibanding membiarkan Hindu dan muslim bersatu dalam ikatan. Akhirnya kami boleh mengusir Solangi dan tak seorang pun luka."
Sejak saat itu, Madhuri yang biasa mengemis (tradisi perempuan kasta rendah Sochi) takut untuk keluar rumah.
Pakistan adalah rumah bagi dua juta warga Hindu yang mayoriti tinggal di wilayah selatan di Wilayah Sindh dan mereka berasal dari kasta rendah, termasuk Sochi.
Warga Hindu dengan kasta lebih tinggi biasa jadi mangsan penculikan untuk wang tebusan sedangkan warga Hindu kasta rendah takut puteri-puteri mereka diculik buat dinikahi.
"Komuniti kami masih boleh bertahan dengan penjarahan dan penculikan terhadap kaum laki-laki, tapi jika puteri-puteri kami dan isteri kami diculik itu sangat menyakitkan," kata Bhawan Das, anggota Majelis Nasional untuk kaum minoriti.
"Namun sedihnya, kejahatan semacam ini semakin sering terjadi kerana ekstremisme agama."
Menurut sebuah laporan dari Gerakan Solidariti dan Perdamaian, sekitar seribu gadis non muslim masuk Islam saban tahun di Pakistan. Setiap bulan diperkirakan ada 20 atau lebih gadis Hindu diculik dan dipaksa masuk Islam.
Solangi mengaku dia mencintai Madhuri dan tidak tahu mengapa gadis itu tidak mau dinikahinya.
"Sekarang dia mengemis dari rumah-rumah ke toko-toko. Saya boleh memberinya lebih banyak dari itu."
Bagi Solangi agama hanya urusan nombor dua, tapi lain bagi Madhuri.
"Saya takut dia akan menculik saya dan memaksa masuk Islam dan menikahinya. Dia bukan orang Hindu. Saya lebih baik mati sebelum menikahi dia," ujar Madhuri.
Bukan itu saja, Solangi juga mengancam akan menculik dan membunuh puterinya itu jika keinginannya tidak dipenuhi.
Madhuri, remaja 16 tahun puteri Sochi, sebelumnya pernah mendapat pelecehan oleh Solangi tapi dia terlalu trauma untuk menceritakan hal itu kepada keluarganya. Demikian penuturan bibinya, Sri Devi.
"Dharmo menantang dia untuk menembaknya," kata Sri Devi, seperti dilansir stesyen televisyen Aljazeera, Isnin (18/8). "Dia menganggap lebih baik mati dibanding membiarkan Hindu dan muslim bersatu dalam ikatan. Akhirnya kami boleh mengusir Solangi dan tak seorang pun luka."
Sejak saat itu, Madhuri yang biasa mengemis (tradisi perempuan kasta rendah Sochi) takut untuk keluar rumah.
Pakistan adalah rumah bagi dua juta warga Hindu yang mayoriti tinggal di wilayah selatan di Wilayah Sindh dan mereka berasal dari kasta rendah, termasuk Sochi.
Warga Hindu dengan kasta lebih tinggi biasa jadi mangsan penculikan untuk wang tebusan sedangkan warga Hindu kasta rendah takut puteri-puteri mereka diculik buat dinikahi.
"Komuniti kami masih boleh bertahan dengan penjarahan dan penculikan terhadap kaum laki-laki, tapi jika puteri-puteri kami dan isteri kami diculik itu sangat menyakitkan," kata Bhawan Das, anggota Majelis Nasional untuk kaum minoriti.
"Namun sedihnya, kejahatan semacam ini semakin sering terjadi kerana ekstremisme agama."
Menurut sebuah laporan dari Gerakan Solidariti dan Perdamaian, sekitar seribu gadis non muslim masuk Islam saban tahun di Pakistan. Setiap bulan diperkirakan ada 20 atau lebih gadis Hindu diculik dan dipaksa masuk Islam.
Solangi mengaku dia mencintai Madhuri dan tidak tahu mengapa gadis itu tidak mau dinikahinya.
"Sekarang dia mengemis dari rumah-rumah ke toko-toko. Saya boleh memberinya lebih banyak dari itu."
Bagi Solangi agama hanya urusan nombor dua, tapi lain bagi Madhuri.
"Saya takut dia akan menculik saya dan memaksa masuk Islam dan menikahinya. Dia bukan orang Hindu. Saya lebih baik mati sebelum menikahi dia," ujar Madhuri.
sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment