Saturday, August 9, 2014

Di New Delhi, Anjing Liar diSekolahkan


utusan malaysia terkini

Di New Delhi, Anjing Liar diSekolahkan


indah.com

Di New Delhi, Anjing Liar diSekolahkan

Sabtu, 9 Ogos  2014
 
IST Anjing liar.

Dibanding membasmi anjing-anjing liar yang sring membuat gaduh suasana kota New Delhi, India, polis  di ibu kota negara tersebut memanfaatkan hewan tersebut menjadi penjaga keselamatan rumah. Tapi, pertama kali, anjing-anjing liar itu patut sekolah.

Sejatinya, secara informal, sudah cukup banyak warga New Delhi yang menjadikan anjing-anjing liar itu sebagai penjaga. Mereka mengambil anjing itu dari jalanan, merawat mereka di rumah, dan sekaligus menjadikan mereka sebagai peringatan awal kepada penjenayah, tulis akhbar Hindustan Times pada Sabtu (9/8/2014).

Terhadap cara-cara itu pun, pemerintah New Delhi ingin membenahi masalah ehwal anjing liar. Soalnya, hewan tersebut menjadi salah satu pemicu penyakit rabies. Catatan termutakhir menunjukkan, di seluruh India sudah 20,000 orang meninggal lantaran rabies.

Maka dari itulah otoriti  Kota New Delhi (NDMC) sebagaimana disampaikan ketuanya Jalal Shrivastara menghelat program vaksin  bagi anjing liar, terlebih dahulu. Kemudian, pihaknya menyewa polis-polis yang piawai melatih anjing. "Sekarang sudah tersedia 40 anggota polis yang akan melatih sekitar 700 ekor anjing liar," katanya.

NDMC juga bekerja sama dengan aktivis penyayang binatang untuk memelihara anjing-anjing liar tersebut. "Kami menyambut baik usaha ini kerana anjing-anjing itu akan menjadi berguna bagi masyarakat New Delhi," kata seorang aktivis penyayang binatang Radha Unnikrishnan.

Pada 2009, pemerintah Kota New Delhi pernah melansir beleid larangan membunuh binatang liar. Alhasil, data terkini menunjukkan, jumlah anjing liar di New Delhi mencapai angka 260,000 ekor.

Hingga berita ini diunggah, belum ada catatan detail apakah anjing-anjing liar itu ditangkapi kemudian dimasukkan ke lokasi pemeiliharaan khusus untuk pendidikan atau ada cara lain yang lebih efektif dan efisien mereduksi masalah perkotaan itu.
Editor : Josephus Primus/
KOMPAS.com






No comments:

Post a Comment