Thursday, September 4, 2014

Depresi, Seorang Ibu Penggal Bayinya


utusan malaysia terkini

Depresi, Seorang Ibu Penggal Bayinya


indah.com

Depresi, Seorang Ibu Penggal Bayinya

  4 September 2014
 
Gambar hiasan
BEIJING, Seorang ibu yang menderita depresi mencekik bayinya yang berusia 16 bulan hingga pingsan, lalu memenggal kepala bayinya itu. Peristiwa tragis ini terjadi di kota Anguo, Provinsi Hebei, China.

Feng Tai (31), nama wanita  itu, mengaku kepada polis  bahawa dia mencekik bayinya itu hingga pingsan di kediaman keluarganya sebelum memutilasi bayi itu dengan menggunakan pisau dapur.

"Saya melakukan itu dan tidak menyesalinya. Dia (si bayi) tak perlu menderita sekarang kerana dia kini sudah bebas," kata Feng Tai seperti ditirukan polis .

Saudara laki-laki wanita itu, Feng Tsao (34), mengatakan, Feng Tai sudah lama menderita depresi sejak melahirkan bayinya dan   suaminya bekerja jauh untuk jangka waktu yang lama.

"Keluarga telah membantunya. Keluarga suaminya juga membantu dia. Namun, dia sering kali terlihat sangat tertekan," kata Tsao.

"Dia memanggil saya di tengah malam dan mengatakan dia membunuh bayinya. Awalnya, saya tak percaya. Namun, ketika saya datang ke kediamannya, dia memperlihatkan kepala bayinya. Sangat mengerikan," tambah Tsao.

Polis  kemudian menemukan jasad bayi itu dikubur di sebuah makam yang dangkal di halaman belakang kediaman Feng Tai.

"Ibu bayi itu sudah mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Namun, kondisi kesihatannya buruk dan kini sedang dalam pemeriksaan psikiater. Kami masih melanjutkan penyiasatan dan ayah bayi itu sudah diberi tahu," ujar juru cakap   polis kota Anguo.

Sang ayah, Liu Yen, yang berbicara melalui  telepon kepada sebuah stesyen  televisyen tempatan    mengatakan, tragedi itu sangat mengguncang dirinya. Namun, dia tak memiliki pilihan lain untuk bekerja jauh dari rumah meski isterinya tak menyukai keputusannya.

"Kami memerlukan wang, tetapi kini saya berharap saya tak pergi jauh dari rumah. Saya kini punya wang, tetapi kehilangan isteri dan anak saya," ujar Liu Yen.
Editor : Ervan Hardoko
Sumber: Mirror/ KOMPAS.com 






No comments:

Post a Comment