utusan malaysia terkini
ISIS (ISIL) Rilis Video Kepala Para Tentera Syria Ditancap di Pagar
indah.com
ISIS (ISIL) Rilis Video Kepala Para Tentera Syria Ditancap di Pagar
Rabu, 30 Julai 2014
Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Syria, pada awal bulan ini.
DAMASKUS, Video mengerikan yang menunjukkan sejumlah kepala manusia tertancap di pagar berduri bersama mayat-mayat berlumuran darah terkapar di bawahnya telah dirilis minggu ini. Negara Islam Irak dan Suriah, yang dikenal sebagai ISIS atau ISIL, menyatakan bahwa mayat-mayat tersebut adalah para tentara Suriah yang tewas dalam pertempuran dengan ISIS di sebuah pangkalan militer di Provinsi Raqqa di sebelah utara negara itu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ISIS menyerang pangkalan militer itu Jumat lalu. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 85 mayat tergeletak di sekitar lokasi tersebut. Setidaknya 50 tentara dari divisi ke-17 tentara Suriah, termasuk seorang kolonel, tewas. Sebanyak 200 tentara lainnya hilang.
Nasib beberapa orang itu tampaknya terekam dalam serangkaian video yang dipublikasikan di YouTube dan Live Leak dalam beberapa hari terakhir.
Dalam rekaman yang belum diverifikasi itu, lebih dari 15 kepala orang yang telah dipenggal dipajang di pagar pengaman di dekat sebuah bundaran. Seorang narator dalam salah satu video itu mengklaim bahwa mayat-mayat itu adalah para tentara Suriah yang tewas.
Sebagian besar kepala-kepala itu dipajang di pagar dengan mencantelkan leher mereka, dan beberapa dengan mulut mereka.
Sejumlah mayat yang telah dipenggal tergeletak di bawah pagar. Beberapa mayat dibungkus, mungkin di sebelah kepala mereka sendiri.
Ada sejumlah laporan yang bertentangan tentang pertempuran di pangkalan militer itu. Kelompok hak asasi manusia Observatorium Suriah mengatakan, pasukan pemerintah telah lari dari markas itu. Mereka meninggalkan puluhan mayat tentara di sana. Laporan lainnya mengatakan, hanya sebagian dari pangkalan itu berada di tangan pasukan Negara Islam.
Pemerintah mengklaim, pasukannya masih berperang melawan para petempur Negara Islam di dan sekitar markas tersebut. Tentara, kata pihak pemerintah, mengatur kembali pasukannya untuk mengusir kaum militan.
Seorang petempur ISIS Suriah yang mencapai Raqqa mengatakan lewat Skype kepada harian The New York Times bahwa serangan tersebut dimulai ketika dua pelaku bom bunuh diri asal Saudi melaju ke markas itu sebelum meledakkan kendaraan mereka. Petempur ISIS itu mengunjungi markas itu Jumat malam. "Saya hanya bisa melihat mayat-mayat; ada, sekitarnya, 70 mayat yang tersebar di mana-mana," katanya. "Sekarang saudara-saudara kami dengan truk mereka akan menguburkan mayat-mayat itu di kuburan massal."
Petempur itu, yang meminta tidak disebutkan namanya karena dia tidak diizinkan untuk berbicara kepada media, menambahkan bahwa beberapa ratus tentara telah melarikan diri.
Dia menambahkan, 13 anggota ISIS tewas dalam pertempuran itu, termasuk tujuh warga Suriah.
Ini bukan kali pertama ISIS menyebarkan rekaman-rekaman mengerikan terkait aksi kekerasan mereka. Pada pertengahan Juni, beberapa akun yang terafiliasi dengan ISIS men-tweet lebih dari 50 foto tentang eksekusi massal terhadap tentara Irak.
Sejak Juni dan penaklukan kota Mosul di Irak, ISIS terus menyebar di seluruh Timur Tengah. Kelompok itu, di bawah kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, telah meluncurkan kampanye untuk menaklukkan Irak, Suriah, Mesir, Lebanon, Israel, dan Jordania dan menyatukan wilayah itu menjadi sebuah khalifah, sebuah kerajaan berdasarkan hukum syariah. KOMPAS.COM
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ISIS menyerang pangkalan militer itu Jumat lalu. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 85 mayat tergeletak di sekitar lokasi tersebut. Setidaknya 50 tentara dari divisi ke-17 tentara Suriah, termasuk seorang kolonel, tewas. Sebanyak 200 tentara lainnya hilang.
Nasib beberapa orang itu tampaknya terekam dalam serangkaian video yang dipublikasikan di YouTube dan Live Leak dalam beberapa hari terakhir.
Dalam rekaman yang belum diverifikasi itu, lebih dari 15 kepala orang yang telah dipenggal dipajang di pagar pengaman di dekat sebuah bundaran. Seorang narator dalam salah satu video itu mengklaim bahwa mayat-mayat itu adalah para tentara Suriah yang tewas.
Sebagian besar kepala-kepala itu dipajang di pagar dengan mencantelkan leher mereka, dan beberapa dengan mulut mereka.
Sejumlah mayat yang telah dipenggal tergeletak di bawah pagar. Beberapa mayat dibungkus, mungkin di sebelah kepala mereka sendiri.
Ada sejumlah laporan yang bertentangan tentang pertempuran di pangkalan militer itu. Kelompok hak asasi manusia Observatorium Suriah mengatakan, pasukan pemerintah telah lari dari markas itu. Mereka meninggalkan puluhan mayat tentara di sana. Laporan lainnya mengatakan, hanya sebagian dari pangkalan itu berada di tangan pasukan Negara Islam.
Pemerintah mengklaim, pasukannya masih berperang melawan para petempur Negara Islam di dan sekitar markas tersebut. Tentara, kata pihak pemerintah, mengatur kembali pasukannya untuk mengusir kaum militan.
Seorang petempur ISIS Suriah yang mencapai Raqqa mengatakan lewat Skype kepada harian The New York Times bahwa serangan tersebut dimulai ketika dua pelaku bom bunuh diri asal Saudi melaju ke markas itu sebelum meledakkan kendaraan mereka. Petempur ISIS itu mengunjungi markas itu Jumat malam. "Saya hanya bisa melihat mayat-mayat; ada, sekitarnya, 70 mayat yang tersebar di mana-mana," katanya. "Sekarang saudara-saudara kami dengan truk mereka akan menguburkan mayat-mayat itu di kuburan massal."
Petempur itu, yang meminta tidak disebutkan namanya karena dia tidak diizinkan untuk berbicara kepada media, menambahkan bahwa beberapa ratus tentara telah melarikan diri.
Dia menambahkan, 13 anggota ISIS tewas dalam pertempuran itu, termasuk tujuh warga Suriah.
Ini bukan kali pertama ISIS menyebarkan rekaman-rekaman mengerikan terkait aksi kekerasan mereka. Pada pertengahan Juni, beberapa akun yang terafiliasi dengan ISIS men-tweet lebih dari 50 foto tentang eksekusi massal terhadap tentara Irak.
Sejak Juni dan penaklukan kota Mosul di Irak, ISIS terus menyebar di seluruh Timur Tengah. Kelompok itu, di bawah kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, telah meluncurkan kampanye untuk menaklukkan Irak, Suriah, Mesir, Lebanon, Israel, dan Jordania dan menyatukan wilayah itu menjadi sebuah khalifah, sebuah kerajaan berdasarkan hukum syariah. KOMPAS.COM
Editor | : Egidius Patnistik |
Sumber | : new york times |
No comments:
Post a Comment